Ketika Kalian Ingin Menemukan “Dawn of the Planet of the Apes” dan “Pondok Gede” Dalam Satu Artikel yang Sama

Gw bukan orang yang menyukai franchise dari film “Planet Of The Apes”. Kenapa? Karena seperti memberi gw perasaan yang aneh menonton film tentang sekumpulan monyet yang dapat berbicara dan bertingkah-laku seperti manusia yang ternyata juga ingin menguasai bumi dari manusia. Bagi gw, cukuplah gw menonton monyet-monyet yang bisa ngomong dengan dubber suara Komeng di salah satu rubrik pada acara ngerja-ngerjain orang “Spontan” yang terkenal dengan jargon khas nya “SPONTAN. UHUY!”

Lalu kenapa akhirnya kenapa gw menonton film Dawn of the Planet of the Apes ? Satu-satunya alasan adalah, karena rekomendasi dari seseorang yang seleranya amat sangat gw percayai, yaitu Ruri Nurulia Fitri/ Ruri (Blog Pribadinya).

Siapa Ruri ?

Ruri itu teman kampus gw, saat ini dia bekerja sebagai salah satu jurnalis atau mungkin editor di salah satu majalah wanita di Indonesia. Sebenarnya tidak ada alasan pasti kenapa gw sangat percaya selera dari Ruri, tapi turns out gw membeli HP HTC karena dia, beberapa tulisan dia tentang film dan makanan juga jadi acuan gw, bahkan ada beberapa akun instagram yang nyeni-nyeni getoh juga jadi gw follow karena dia. Tidak hanya itu, saat gw bekerja di kantor yang letaknya tidak jauh dari Gramedia Matraman, tiap break sholat jumat gw sering kesana untuk membaca beberapa majalah salah satunya majalah tempat si Ruri bekerja, cuma karena pengen baca tulisan dia. Yang pada akhirnya, gw tidak tahu artikel mana yang dia tulis, karena pada tiap artikel di majalah itu tidak ada nama penulisnya. Hahahaha

Lalu bagaimana jika ada hal yang dianggap Ruri keren dan gw tidak suka ? Biasanya gw menyalahkan diri gw sendiri. Entah dengan berkata selera gw kurang tinggi, referensi gw yang kurang luas, atau paling mentok ya, karena gw katro aja.

Dan yang buat gw makin percaya dengan selera Ruri, adalah saat dia menikah. Dia menikah dengan seorang pria, yang dimana saat mereka masih berpacaran pernah menghadiahi Ruri dengan sebuah video keren dan sangat sweet (video ini dapat dilihat di blog Ruri), yang bagi gw adalah salah satu hadiah ulang tahun paling keren yang pernah gw lihat. Ketika seorang dengan selera yang begitu keren, menikahi seseorang dengan cita rasa yang keren juga. How cool is that!

Orang yang membaca ini pasti masih bingung kenapa gw begitu percayanya dengan selera Ruri, apalagi jika mereka mengetahui kalau Ruri hanyalah manusia biasa yang tinggal Pondok Gede. Well, Pondok Gede itu sebenarnya seperti New York, namun New York itu “Big Apple”, kalau di Pondok Gede yang BIG/GEDE bukan Apple, tapi Cottage alias err.. Pondok. Anyway. Tapi gw akan mengakhiri semua polemik itu dengan mengatakan hal ini, hal yang seharusnya dapat membuat elo semua yakin pada selera dari Ruri, yaitu bahwasanya…

RURI ADALAH SUMBANGSIH TERBESAR PONDOK GEDE BAGI NKRI ™.

Nuff Said. Said Bajaj Bajuri!

Ruri, Pondok Gede Represent!

Ruri, Pondok Gede Represent!

Sudahlah ya soal sedikit perkenalan tentang Ruri, kita kembali ke film “Dawn of the Planet of the Apes”. Hal yang membuat gw yang tadinya tidak suka dengan film-film berbau apes-apes an (apes = monyet, bukan apes = sial) menjadi suka adalah karena Ruri saat me-review film ini di postingan Path nya, menilai film ini dengan kata: Bagus + BANGET. Elo tahu kan, bagaimana kata “BANGET” menjadi sangat sakral bagi seseorang yang elo anggap maestro.

Misalnya,

Lionel Messi, yang sudah biasa mencetak gol bagus, tiba-tiba diberitakan mencetak gol yang bagus BANGET. Bayangin, betapa bagusnya gol Lionel Messi tersebut.

Beethoven, yang selalu membuat komposisi musik yang indah, lalu seketika dia membuat komposisi musik yang indah BANGET. Bayangin, betapa indahnya komposisi musik tersebut.

Atau, yg dekat-dekat aja deh, GW ! Gw kan katanya ganteng nih, lalu tiba-tiba ada sekelompok orang yang berkata “Hari ini Mikhael Tulus ganteng BANGET”. Bayangin… berapa juta uang yang gw keluarkan buat nyogok orang-orang tersebut sampai pada ngomong begitu.

hahaha

Begitupun, penilaian bagus BANGET, dari Ruri yang gw anggap maestro dalam hal selera terhadap film “Dawn of the Planet of the Apes”, setidaknya hal tersebut memberikan gw alasan yang cukup untuk menonton film ini.

Tibalah saatnya gw menonton film “Dawn of the Planet of the Apes”. Dan, setelah menonton film tersebut, rasanya gw mau mencoret tulisan Pondok Kelapa di KTP gw, dan menggantinya dengan Pondok Gede. KARENA…

[Selera Ruri Benar. Selera Ruri Selalu Benar. Selera Ruri Paling Benar] <– BENAR ON SO MANY LEVELS!

Film ini bagi gw pun ternyata bagus banget. Gw bukan penilai film yang baik tapi bagi gw film ini bagus karena sangat cerdas, baik dari segi ide cerita, penggambaran karakter, hingga script nya. Lalu karakter inti para monyet di film ini, bermain sangat-sangat luar biasa, dimana elo bisa seperti ter-hipnotis untuk mengetahui apa yang akan mereka lakukan di tiap adegan. Terutama karakter Caesar, dimana di film ini diperankan dengan sangat baik oleh Andy Serkis, yang juga bermain sebagai “Kong” di film “King Kong”. Melihat kenyataan itu, gw rasa Andy Serkis kalau lagi nyetir mobil di Rawa Mangun terus dikatain sama supir Kopaja “Dasar monyet lho!” dia akan lebih merasa tersanjung daripada terhina.

Dan, satu hal utama yang membuat gw merasa senang menonton film ini adalah karena beberapa hal yang berbau politis pada film ini, ternyata dapat di-relevansi-kan dengan keadaan sosial-politis yang terjadi di kehidupan nyata.

Ada tokoh Caesar (Apes) yang menganggap manusia tidaklah harus menjadi musuh yang harus dilawan dengan perang tapi dapat berdiri berdampingan dengan batas-batas yang jelas.

Tapi juga ada tokoh Koba (Apes) yang karena pengalaman buruknya yang disebabkan oleh manusia, membuatnya menjadi membenci manusia, dan menganggap mereka sebagai musuh yang harus dibasmi. Bahkan dalam perkembangannya dia going too far sampai-sampai rela melakukan segalanya asal keinginannya terwujud.

Lalu di karakter manusia juga begitu, ada tokoh yang menyadari bahwa kelompok monyet bukanlah kelompok yang lebih primitif dari mereka, sehingga wajar untuk dihabisi. Tapi mereka merasa bahwa kelompok monyet adalah mahluk hidup yang dapat saling tolong menolong satu sama lain dengan manusia dan hidup berdampingan.

Tapi ada juga, karakter manusia yang merasa harus melakukan tindakan perlawanan pada kelompok monyet, supaya kelompok manusia bisa selalu selamat dan terlindungi dari para monyet.

Bahkan, ada juga karakter manusia, yang merasa paranoid berlebihan pada kelompok monyet dan menganggap mereka berbahaya, sehingga dia merasa bahwa manusia tidak boleh terlalu baik pada monyet dan harus melawan para monyet ini.

Karakter-karakter tersebut terasa sangat manusiawi, bahkan dari sisi karakter para monyet sekalipun. Sejumlah karakter yang terlihat pada situasi politik REAL tertentu, terutama disaat ada 2 pihak yang sedang bertentangan dan bersebrangan karena kondisi politik apapun.

Overall, sekali lagi, film ini sangatlah berkesan buat gw. Bagus banget.

Trailer Film Dawn of the Planet of the Apes

Dan sebagai penutup, satu hal tambahan yang bisa gw tangkap dari film ini, adalah di Planet of the Apes tidak ada monyet yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya buruk. Di Planet of the Peoples, juga tidak ada manusia yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya buruk.

Kalaupun, ada tempat yang setidaknya ada satu penduduknya yang sepenuhnya sempurna, mungkin tempat itu adalah Pondok Gede, karena disana… [clue]

RURI ADALAH SUMBANGSIH TERBESAR PONDOK GEDE BAGI NKRI ™

Hahaha…

Tentang

Support Machine :)

Ditulis dalam Film, Komedi Sekitar, Teman-teman
3 comments on “Ketika Kalian Ingin Menemukan “Dawn of the Planet of the Apes” dan “Pondok Gede” Dalam Satu Artikel yang Sama
  1. rurisiruri berkata:

    OMG Tulus, I’m flattered and speechless. Senang bahwa rekomendasi film gue ternyata cocok dengan selera. Yuk deh kapan-kapan kita ketemuan dan hangout bareng! (And thank you for reading the magazine! Sebetulnya kalau lo buka lebar-lebar majalahnya, lo akan menemukan siapa penulisnya di sisi kiri/kanan bawah dekat tulang majalah dengan huruf mikro :p)

  2. rurisiruri berkata:

    Reblogged this on and commented:
    Awww, I’m flattered reading this. The great feeling when someone is trusting your review. Giga thanks, Tulus! 😉

Tinggalkan Balasan ke rurisiruri Batalkan balasan